OBJEK WISATA
Badung,
Mengwi
Kecamatan
Mengwi merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Badung yang menjadi salah
satu Kabupaten yang memiliki banyak objek wisata, yang salah satu ny di
Kecamatan Mengwi. Kecamatan Mengwi memiliki beberapa Desa seperti Desa mengwi,
Desa Abiansemal, Desa Kapal, dan masih banyak yang lain. Di Desa Mengwi
terdapat objek wisata Pura Taman Ayun yang biasanya menjadi tujuan wisatawan
jika akan menuju Bedugul , Tanah Lot, Alas Kedaton atau Sangeh . Di Desa
Abiansemal terdapat objek wisata Sangeh yang menjadi tujauan wisatawan sebelum
menuju Bedugul. Untuk di Desa Kapal terdapat banyak pedagang kerajinan dari
kayu dan beton yang dapat menjadi daya tari wisatawan selama melewati daerah
Kapal, sebelum menuju Taman Ayun biasanya wisatawan juga mengunjungi salah satu
Pura Khayangan Jagat yaitu Pura Puru Sada yang memiliki keunikan dan cerita
sejarah yang sangat menarik. Adapun 2
objek wisata yang akan dibahas yaitu, Pura
Sada Kapal dan Pura Taman Ayun Mengwi :
1. Pura Sada
Pura Sada atau yang biasa
disebut Puru Sada terdapat di Banjar Pemebetan Desa Kapal Kecamatan
Mengwi Badung . sedikit tahu dan ingin cerita tentang sejarah Pura Sada, yang menurut beberapa sumber yaitu orang di Kapal itu sendiri dan sebuah buku yang diterbitkan, nama pura yang merupakan salah satu
pura kahyangan jagat ini kemungkinan diambil dari palinggih yang
terdapat di utamaning mandala. Palinggih tersebut berbentuk pejal
bertingkat-tingkat seperti limas berundak dengan ketinggian sekitar 16 meter.
Di pura ini distanakan arca Dewata Nawa Sanga. Candi bentar pura ini memiliki
kemiripan dengan gaya bangunan candi di Jawa Timur. Banyak versi yang
menyebutkan tahun berdirinya Pura Sada. Namun sebagai tempat pemujaan Siwa
Guru, oleh penekun lontar di desa setempat, pura ini diperkirakan dibangun
tahun 830 Masehi. Pura Sada merupakan salah satu situs cagar budaya yang
dilindungi. Pura ini dibangun oleh Raja Mengwi sekitar abad ke-18 untuk
menghormati leluhur keluarga kerajaan yakni Prabu Jayengrat. Pura ini sempat
hancur saat gempa bumi dibangun
kembali. Rehab Pura Sada juga dikatakan sempat beberapa kali dilakukan jauh
sebelum periode tersebut. Piodalan di Pura Sada dilaksanakan tiap enam bulan
sekali setiap Tumpek Kuningan.
Pura Sada terdiri dari
Tri Mandala yaitu utamaning mandala (jeroan), madyaning utama (halaman tengah)
dan nistaning mandala (jaba sisi). Di antara halaman tengah dan halaman utama
terdapat candi kurung, sedangkan antara halaman tengah dengan jaba sisi
terdapat candi bentar. Pelinggih yang khas di pura ini adalah Prasada. Prasada itu
merupakan pelinggih Ida Batara Pasupati atau Siwa Guru dan memiliki nama lainnya. Sementara di madyaning mandala terdapat
gedong pererepan, bale sumanggen, bale gong. Biasanya sesuhunan di Pura Natar
Sari Apuan-Tabanan, Pura Pucak Kembar Pacung Baturiti dan Pura Pucak Padangdawa
Desa Bangli-Baturiti Tabanan jika lunga (datang) ke jaba jero serangkaian pujawali (upacara). Sementara di jaba sisi terdapat pelinggih Ratu Made Sedahan.
Pura Sada sendiri
memiliki aksesibilitas yang sangat memadai, sepanjang jalan raya Kapal
terhampar kios-kios yang menjual “gerabah” (barang pecah belah), patung-patung,
serta kerajinan tangan dari kayu maupun tanah liat. Adanya kios tersebut juga
mnjadi salah satu daya tarik jika melewati Desa Kapal.
2. Pura Taman Ayun
Taman Ayun merupakan
objek wisata yang berlokasi di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung.
Taman Ayun terdiri dari 2 kata, yaitu Taman yang berarti sebuah taman atau
kebun, sedangkan Ayun berarti indah atau cantik. Kawasan Taman Ayun ini
memiliki pemandangan yang sangat indah dan cantik, serta memiliki udara yang
sangat sejuk. Dari sebuah buku, Pura
Taman Ayun ini dibuat pada tahun 1643 oleh raja Mengwi yaitu, I Gusti Ngurah
Putu.
Pura Taman Ayun terdiri
dari 3 kawasan, yaitu Halaman Pertama disebut dengan Jaba, dimana kita bisa sampai hanya dengan melewati jembatan dan
kemudian melewati gerbang. Begitu masuk di sana ada tugu kecil untuk menjaga
pintu masuk dan di sebelah kanannya terdapat bangunan luas yang biasa disebutn wantilan,
sering ada pertemuan dan pentas seni.
Di sana, juga ada tugu air mancur yang
mengarah ke 9 arah mata angin, yang sering juga digunakan untuk mengambil foto.
kemudian, kita ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah
komplek pura kecil dengan nama Pura
Luhuring Purnama. Selain itu ada aling-aling
Bale Pengubengan (balai
yang bersifat negatif, dimana di Dalam Pura juga nanti ada yang besifat positif)
yang dihiasi dengan relief menggambarkan Dewata Nawa Sanga, (9 Dewa penjaga arah mata angin). Di pojok
sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul. Kulkul adalah alat komunikasi
Tradisional masyarakat yang menjulang
tinggi dan sering digunakan wisatawan untuk mengambil foto dengan backgroud
balai kulkul itu sendiri atau pun mengambil foto areal Taman Ayun dari atas
balai tersebut. Areal ke Tiga atau halaman terakhir adalah yang tertinggi dan
yang paling suci. Disini hanya dibuka waktu upacara saja dan hanya yang
berkepentingan yang boleh masuk. Pintunya ada 3, yang paling tengah akan dibuka
disaat ada upacara, tempat ke luar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya.
Sedangkan Gerbang yang di kiri kanannya adalah untuk keluar masuk kegiatan
sehari-hari di pura tersebut. Disini uniknya ada banyak sekali Meru (bangunan yang menjulang, yang
atapnya berbentuk limas bertumpuk-tumpuk).
Fasilitas yang terdapat
di areal Taman Ayun, seperti toilet dan tempat parkir yang memadai menjadi
suatu nilai plus yang dapat meningkatkan kedatangan para wisatawan. Tempat
parkit yang luas dan di depannya terdapat banyak kios yang berjejeran rapi
dengan menjual berbagai makanan dan minuman.
Dari hasil penelitian yang pernah saya lakukan di sana, wisatawan yang
datang kebanyakn dari Eropa, dan rute perjalanan mereka biasanya Taman
Ayun-Tanah Lot, Taman Ayun-Alas Kedaton-Bedugul, atau pun Taman Ayun-Bedugul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar